Jumat, 19 Maret 2010

SUNGAI BAWAH LAUT

Percaya gak percaya waktu pertama kali anda mendengar berita mengenai ada sungai di bawah laut. Ya, sungai bawah laut itu nyata terjadi di dunia ini, tepatnya berada di daerah Cenote Angelita, Mexico. Disana ada sebuah gua, jika anda menyelam hingga kedalaman 30 meter, airnya air segar (tawar), namun jika anda menyelam sampai kedalaman lebih dari 60 meter, airnya menjadi air asin, lalu anda dapat melihat sebuah sungai di dasar laut yang lengkap dengan adanya pohon dan daun.
Siapa yang menemukan sungai bawah laut tersebut? Yang menemukannya adalah Mr.Jacques Yves Costeau, ia adalah seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke berbagai dasar samudera di seluruh dunia dan membuat fiem dokumenter tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia.
Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air segar (tawar) yang sangat sedap rasanya kerana tidak bercampur / tidak melebur dengan air laut yang asin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.
Fenomena ganjil itu cukup membingungkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air asin di tengah lautan. Ia mulai berfikir, apakah itu hanya halusinansi atau khalayan sewaktu ia menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawaban yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.
Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan (QS Ar Rahman ayat 19-20) yang sering di identikkan dengan Terusan Suez. Ayat itu berbunyi “Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laa yabghiyaan…” Yang artinya: “Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak boleh ditembus.”
Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diartikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air asin di laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari (QS Ar Rahman ayat 22) yang berbunyi “Yakhruju minhuma lu’lu`u wal marjaan” yang artinya “Keluar dari keduanya mutiara dan marjan.” Padahal di muara sungai tidak ditemukan mutiara.
Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur’an itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al Qur’an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera. Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam akhirnya terbukti pada abad 20. Mr.Costeau pun berkata bahawa Al Qur’an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Dengan seketika dia pun memutuskan untuk pindah agama dan saat ini ia memeluk Islam.
Berikut ini beberapa foto sungai bawah laut yang saya dapatkan dari mbah google :







MUHAMMAD RIZAL ”CRIBO RASTA”

0 komentar:

Posting Komentar